Minggu, 23 Agustus 2015

PELABUHAN TERAKHIR

Pelabuhan Terakhir 
Karya: Zikriani

Laut bergetar menggoyang perahu layaknya tusukkan pada hati
hanya karam terpatri perih
Membelah rindu yang terkubur

Ketakutan membelah raga, bumi tak lagi dapat dipijak saat rasa itu lenyap tak bertuan di dasar laut

Kau datang menarik tanganku 
Merengkuhku dalam hangat dekapan 
Bisikmu lirih di pendengaran 
Lihat masih ada dermaga di sana yang menanti 

Ku urungkan niatku 
Membunuh ragaku karena masa lalu 
Setelah aku tahu 
Nala tulus untukku

Bersamamu merajut mimpi 
Membangun danastri 
Di bibir pantai 
Pelabuhan terakhir dalam pencarianku 

PUISI


Karya: Anik Sujiati

Tangan-tangan Penguasa
Tanah kerontang memudar
Pandangan netra nanar
Tabur benih kesengsaraan

Bumi meluap kepermukaan
Menelan maklum hidup dan tanaman
Gunung-gunung menangis
Muntahkan lahar; gemetar

Menciutkan nyali
Namun mereka pura -pura tuli
Teguran alam nampak jelas di depan mata
Tapi mereka buta

Kicauan burung jarang terdengar
Biasa menyanyikan suara sumbang
Sampaikan pesan bimbang
Keelokan alam yang kini hampir hilang

Cahaya surya panas memanggang
Jiwa mengeluh dan menyalahkan
Manusia membangkang
Menentang kekuasaan Tuhan
Kini tinggalah sesal
Kayu jadi arang terbakar
Terbelenggu serakah
Bajingan alam merambah buas; Penguasa

Taiwan, 31 Juli 2015

Sabtu, 22 Agustus 2015

Puisi


Judul: Lelaki Penunggu Jahanam
Karya: Zikriani Putri

Geliat habitat merusak
Tabur benih kesangsaraan zaman
Apakah matamu buta? atau pura-pura tuli
Dengan netra nanarmu
Telanjangi kuncup bungga yang mulai bersemi
Ketika mentari di ujung pagi

Tak puaskah birahi
Tiduri istrimu di jelaga malam
Hingga tega mengakangi
Perempuan kecil tergeletak lemas
Di ranjang besi

Di mana narunimu? Bedebah ...
Murahnya imanmu, terbelenggu setan
Kau bajingan alam
Makin buas merambah
Gunung kecil yang belum tubuh hutannya

Kau jual kehormatan dan masa depan
Bocah yang belum sanggup menelan ludah dan membuang ingus itu

Seakan tak puas
Sebelum musnah dan punah
Ia menjerit kesakitan menahan perihnya luka
Babat habis nafas yang tersenggal
Dengan setumpuk bantal

Kemari kau lelaki jahanam
Mulutmu merapat erat
Hatiku geram dendam
Ingin kuludahi mukamu

Dan bersitkan pedang tajam ke ulu hati
Yang tak berperikemanusiaan

Taiwan, 14 Juni 2015

Terinspirasi dari putri Angelina

Puisiku

Ibu Cepatlah Pulang 

Karya: Zikriani Putri
Bertahun-tahun aku menanti
Hingga usiaku bertambah lagi
Ibu tak ada disisi
Hanya desau bayu menemani

Aku tahu ini semua untukku
Ibu rela memendam simpul-simpul rindu
Seperti gelora rasa dalam dadaku
Ingin kurengkuh tubuhmu

Seperti janjimu padaku
Membangun danastri untukku
Agar ketika hujan datang tak kebasahan
Terlelap dalam pangkuan malam

Ibu
Cepatlah Pulang
Jangan kau pergi lagi ke Taiwan
Kini aku butuh belaian dan didikan
Taiwan, 22 Agustus 2015